Rabu, 15 Februari 2012

Beringat sebelum terlambat



Marilah sejenak menundukkan hati kita, menundukkan kepala kita. Marilah kita sama-sama mengenangkan orang yang paling berjasa kepada diri kita. Orang yang kini usianya kian tua, kian tak bermaya.  Munculkanlah wajah kedua ibu bapa kita. Biar kita benar-benar berasa mereka ada dekat dengan kita.

Ingatlah dulu ketika kita berada 9 bulan dalam perut ibu ketika ibu masih muda. Walaupun berjalan berat… susah berbaring… berdiri pun sakit… ibu tetap tersenyum setiap kali membelai perutnya. Bahagia kita berada di rahimnya.

Ayah semangat ke sana sini mencari nafkah untuk kita yang bakal lahir.

Sembilan bulan di rahim ibu… menjelang kita lahir ke dunia… ibu sakit tak terperi. Tidak tahu samada akan hidup atau mati. Meregang nyawa. Bersimbah air mata. Keringat… darah. Itulah saat kita lahir ke dunia.

Tetapi tidak ada keluhan. Walaupun sakit dan hampir mempertaruhkan nyawanya. Didekatnya diri kita… dipeluk… diciumi… dihitung jari-jari kita.
Penuh cinta.

Siang malam dijaga. Rela ibu tidak makan asal kita makan. Ingatlah ketika ibu sedang makan, kita membuang kotoran… tidak jijik.

Kalau kita sakit, ibu resah… sepanjang malam tidak tidur. Rela menukarkan nyawanya agar kita panjang umur.

Ayah mencari nafkah agar kita mampu ke sekolah. Ke sana sini berusaha keras agar kita memiliki kasut… agar kita memiliki beg… seperti anak-anak yang lain.

Walaupun orang tua kita banyak dosa… tetapi tetap ingin kita selamat.

_______________________________________________________________________________

Semakin lama kita semakin besar. Apa yang kita lakukan untuk menggembirakan hatinya?

Mulut kita seperti pisau yang sentiasa menghiris hatinya. Bulat mata…terjegil kita merenung mereka setiap kali berbicara. Kekadang menghentak lantai dan dinding memarahi mereka.

Ada yang menganggap ibunya sebagai pembantu sahaja. Di arah ke sana sini.

Ada yang menganggap ayah seperti kuli. Dibohongi… didustakan.


Berapa belas dan puluh tahun kita menzalimi ibu bapa kita.

Akan datang sampai saat kita berpisah…

Kenanglah ketika ibu bapa sudah terbaring menjadi mayat.
Kenangkanlah orang yang mengandung kita sudah terbujur kaku.
Matanya sudah tertutup.
Kulitnya berkedut.. kerepot.
Tubuhnya sudah dingin membeku.

Kita tidak lagi mendengar suaranya. Tidak lagi mendengar doa doanya. Ketika kain kapan menutup tubuhnya… kita tidak lagi mampu mencium tangannya…tidak lagi mampu membawa ole-ole kesukaannya. Tidak ada lagi orang yang selama ini berkorban lahir dan batin untuk kita. Ketika orang tua kita sudah dimasukkan ke dalam kubur… hanya tinggal batu nisan yang mampu kita lihat.

Kita tidak tahu…adakah orang tua kita bangga atau kecewa melahirkan diri kita. Ada air susu yang dibalas dengan air tuba. Belaian dibalas dengan herdikan… pengorbanan dibalas dengan penghinaan. Ada yang menghina ibu bapanya. Jarang ingin berbicara dengannya dengan lembut. Anak derhaka…di dunia ini pasti dibalas oleh Allah.

Jangan-jangan kita sengsara adalah disebabkan derhaka kepada ibu bapa. Hati-hatilah…jangan
sampai hidup kita sengsara sepanjang hayat.

Bertekadlah untuk menjadi anak yang tahu berbakti… yang taat… yang
membalas jasa. MENYESAL TIDAK PERNAH DATANG DI AWAL.

Wahai saudaraku. Jadikanlah keberadaan kita di sini menjadi kebanggaan ibu bapa.

Tidak ada orang tua yang sempurna. Tetapi relakah melihat orang tua kita sengsara? Dikubur tersiksa….di akhirat menjadi ahli neraka (nauzubillah).

Beristighfarlah…. beristighfarlah… Astaghfirullah al adzhim… sambil ingat dosa kita pada orang tua.

Istighfarlah saudara.. Astaghfirullah al adzhim… minta ampun kepada Allah… kenangkan kezaliman kita pada orang tua … sambil beristighfar… Astaghfirullah al adzhim…


Istighfarlah saudara…Astaghfirullah al adzhim…selama ini kita sering mengkhianati Allah…selalu melupakan Allah…yang jarang mahu bersujud kepada Allah…istighfarlah…istighfarlah…Astaghfirullah al adzhim…

Sama-sama kita beristighfar…Astaghfirullah al adzhim…ingatlah dosa-dosa kita yang mendekati maksiat…Allah Maha Melihat…minta ampun pada Allah…

Astaghfirullah al adzhim…

Ya Allah ampuni ibu bapa kami…selamatkanlah sisa umurnya ya Allah…bahagiakan ya Allah…jadikan kuburnya lapang ya Allah…jadikanlah mereka ahli syurga ya Allah…


Ya Allah kau kurniakan kepada kami pendamping yang terbaik…pernikahan yang berkah…rumahtangga yang sakinah…keturunan yang soleh dan solehah.


Ampuni sebusuk apa pun dosa kami ya Allah…ampuni sekelam apa pun masa lalu kami ya Allah…ampuni senista apa pun kata-kata kami ya Allah.


Ya Allah…berikan kami kesanggupan menjauhi dosa ya Allah. Nikmatkan kami taat ya Allah.


Ya Allah…Jadikanlah kami ahli solat yang khusyuk. Ahli Al-Quran ya Allah…ahli zikir yang istiqamah.


Ya Allah walaupun kami sibuk dengan urusan dunia ya Allah…jadikan kami sentiasa ingat dan dekat denganMu ya Allah. Berikanlah rasa cinta kepadaMu dalam jiwa kami ya Allah…


Terima kasih ya Allah…terima kasih.


Dipetik dari JPHB Vol 3
image : Laman-seri.blogspot.com


Tips mendapatkan Mimpi yang Benar

Dipetik dari Madarijus Salikin, karangan Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah


Berusahalah kita untuk mengekalkan kebersihan hati.

Jumaat, 10 Februari 2012

Wudu' - Apa disebaliknya....

Entry ini di ambil dari Pemanis Kata (Jazakallah)





Apa pun keistimewaannya... ambillah wudu' kerana NYA, kerana ALLAH.
Alhamdulillah, Terima Kasih Ya ALLAH, terima kasih atas ilmu ini.

Jumaat, 3 Februari 2012

Tanda kasih Rasulullah صلى الله عليه وسلم buatmu wahai umat



Sayyidatuna ‘Aisyah رضي الله عنها berkata: 


Tatkala aku melihat Nabi صلى الله عليه وآله وسلم berada dalam keadaan baik, 


aku berkata: Wahai Rasulullah! Berdoalah kepada Allah untukku.

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم pun mendoakannya: 



Ya Allah! Ampunilah dosa ‘Aisyah yang terdahulu dan yang terkemudian, yang tersembunyi dan yang terang-terangan.

Lalu Sayyidatuna ‘Aisyah رضي الله عنها ketawa kegembiraan sehingga kepalanya jatuh ke riba Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم kerana terlalu gembira.

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bertanya: Apakah doaku menggembirakanmu?

Sayyidatuna ‘Aisyah رضي الله عنها menjawab: Kenapa tidak, aku begitu gembira dengan doamu itu.

Lantas Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم pun bersabda: 

Demi Allah! Inilah doa yang aku panjatkan untuk umatku dalam setiap solat.

(Hadith ini telah diriwayatkan oleh al Bazzar dan rijalnya (perawinya) adalah rijal yang sohih, melainkan Ahmad ibn Mansur al Ramadi merupakan seorang yang thiqah. (Demikian juga sebagaimana yang disebutkan di dalam Majma’ al Zawaid 9/243).


Begitu dalam cintanya Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم kepada kita. Apakah tindakan kita?
Sanggupkah kita membiarkan cinta Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم 'bertepuk sebelah tangan'?
Perbanyakkanlah Solawat pada Rasulullah


33:56


Sesungguhnya Allah dan malaikatNya berselawat (memberi segala penghormatan dan kebaikan) kepada Nabi (Muhammad s.a.w); wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang sepenuhnya.

Senarai Blog Saya

Pengikut